Thursday, December 8, 2011

Merindumu

Terlelap mimpikan semua
mimpi yang tak pudar
mimpi sepanjang malam
meski hanya tergores luka

sang penyair malam berjalan sendiri
dalam ruang yang terbatas pada tahta itu
ia senyumkan pada mata yang tertuju
sang bidadari yang menepi memandangnya

tak sepatah kata terucap
tak seketika untuk menyapa
saat lentera mulai redup

bayang abadi pada mimpi terindah
membekas luka pada ingatan
perih dan pedih tak berujung
ketika terbangun oleh mimpi semalam

0 Komentar di sini:

Post a Comment