Sunday, August 5, 2012

Peri[h]

Awalku sesaat indah
bersemayam dihening malam
bibir rembulan tersenyum
seakan merah merekah

titik-titik bintang bersandar
menghangatkan malam yang larut
langit biru padam berdasar
berbalut kapas putih yang lembut

sang putri enggan terpejam
melukiskan wajah yang bungkam

seribu bunga gugur
teteskan air mengalir di pipi
setangkai mawar yang masih segar
menimbun hati di atas peti

tak mampu hapuskan sang pedih
menyisakan berjuta perih
meninggalkan peri yang t'lah pergi
yang berujung pada pangkal hati
terkikis dan perih



0 Komentar di sini:

Post a Comment