Bibirmu seperti cambuk dalam tubuhku
bergejolak menuju tak terbatas
arogansi egoku menyelimuti
bungkus palung jiwa yang suci
aroma nafasmu sejukkan telingaku
desah suaramu berkecamuk dalam pikiranku
merasuk ke ubun-ubun
menyelinap tanpa permisi
nafasku bertemu nafasmu
beradu dalam malam yang dingin
hiluk pikuk buaian jemarimu
remas jantungku menuju liang dosa
aku berserak tak terhenti
menuju pagi lagi yang berembun
kita merasakannya lagi
rasa kasih yang terpisah lama
bergejolak menuju tak terbatas
arogansi egoku menyelimuti
bungkus palung jiwa yang suci
aroma nafasmu sejukkan telingaku
desah suaramu berkecamuk dalam pikiranku
merasuk ke ubun-ubun
menyelinap tanpa permisi
nafasku bertemu nafasmu
beradu dalam malam yang dingin
hiluk pikuk buaian jemarimu
remas jantungku menuju liang dosa
aku berserak tak terhenti
menuju pagi lagi yang berembun
kita merasakannya lagi
rasa kasih yang terpisah lama
0 Komentar di sini:
Post a Comment