Dinding kamarku sederhana
berlapiskan keramik putih bermotif abu
seperti dosa yang masih sedikit
bertumpuk oleh debu-debu angin yang terbawa...
Disatu dinding ini kupasangkan sebuah lukisan
pemandangan didalamnya membawaku hanyut dalam impian
sawah yang hijau...
Serta gambaran gemercik air yang bertumpukan...
Dan,
kumpulan gunung yang menjualang tinggi saling berdekatan...
Tapi,
Apakah keindahan abadi ini akan kupandangi selamanya?
Bisakah aku menjadi dinding yang bisa melihatnya selamanya?
Ia hanya membisu
rapuh karena kayu tua membingkainya telah berlubang...
Ia hanya keindahan
keindahan akan dirinya sendiri...
Aku pasti meninggalkannya, nanti...
Aku pasti pergi dari keindahanya, nanti...
Friday, October 11, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
begitulah hidup ini yg sebenarnya bukan sejatinya hidup
ReplyDeleteAndri: pas! :)
ReplyDelete