Pernahkah kau sadari udara yang menyejukkanmu
adalah nafas Tuhan yang menghela untukmu
pernahkah kau bertanya panas terik matahari
adalah amarahNya saat melihatmu mengeluh
geram dan ucap penuh dosa terlontarkan
dari bibir-bibir manis sang wayang
cekam semua arah dan tujuan
berikan layar melayang
dan penuh peluh menetes
dalam sekam panas ruang
melihat surga yang sesaat
yang berkeliaran hanya sesat
masih melihatkah matamu kini
masih menghelakah nafas ini
tak tahan akan dunia kenikmatan
bawa sebongkah dosa kehidupan
laknat neraka bayangi sikap
terjunkan percik api neraka di sini
tak pernah sadar dalam bayang
kau tertidur meski mata menikmati
adalah nafas Tuhan yang menghela untukmu
pernahkah kau bertanya panas terik matahari
adalah amarahNya saat melihatmu mengeluh
geram dan ucap penuh dosa terlontarkan
dari bibir-bibir manis sang wayang
cekam semua arah dan tujuan
berikan layar melayang
dan penuh peluh menetes
dalam sekam panas ruang
melihat surga yang sesaat
yang berkeliaran hanya sesat
masih melihatkah matamu kini
masih menghelakah nafas ini
tak tahan akan dunia kenikmatan
bawa sebongkah dosa kehidupan
laknat neraka bayangi sikap
terjunkan percik api neraka di sini
tak pernah sadar dalam bayang
kau tertidur meski mata menikmati
0 Komentar di sini:
Post a Comment