Waktu menggugurkan ramai
Menepikan hati pada peraduan sepi
Angin berbisik mengusik
Menertawai hati yang selalu sepi
"Ya, hatiku sepi"
Terdengar bagai hujan tanpa air; tak berarti
Ia tak memiliki hati
Begitu pula engkau; angin
Kosong yang selalu kurasa
Hampa ruang ketika malam bersambut
Seakan bisu malam adalah sahabat abadi
Tak mati; tak lenyap
Serdadu debu terhembus
Tak letih tumpukkan dirinya
Pada kursi tua taman ini
Sesak nafas menyaksikan kenangan di atas bangku tua itu
Bertutur dalam eja; aku terbata
"Uraikan saja aku!"
Pintaku meleburkan diri dalam basuh gerimis; kini
Hujan mungkin tiba, tapi tidak dengan pelangi
Warnanya terhapus karena kenangan
Hanya abu menguasnya
Mengirisnya menjadi serpihan-seepihan
Wow! Dpt Liebster Award lagi!! Makasi aulia :) secepatnya diupdate :D
ReplyDelete